MENGENALKAN
KEBERAGAMAN PADA SISWA
Kemarin Smk
Muhammadiyah 1 Tenggalek mendapat kesempatan mengikuti seminar kebangsaan di
Pendopo Kabupaten trenggalek. Tema seminar adalah “ Penguatan Kesatuan Dan
Persatuan Bangsa Indonesia Melalui Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila”.
Saat ini
awal tahun 2018 banyak sekali kejadian yang sangat disayangkan yaitu adanya
marginalisasi (dan pengkotak-kotakan) suatu kelompok untuk sekedar
bereksistensi. Banyak kalangan yang menilai, adanya tawuran pelajar, pertengkaran
antar teman, hingga pembunuhan, adalah kurangnya rasa cinta oleh adanya
perasaan senasib sebagai satu bangsa, bangsa Indonesia. Dikalanan remaja, yang
semakin canggih dalam perubahan dunia, sangat dimungkinkan adanya pergeseran
sosial, terjai penyimpangan.
Persatuan
dapat diartikan sebagai perkumpulan beberapa komponen yang membentuk menjadi
satu, sedangkan kesatuan adalah hasil dari perkumpulan komponen tersebut yang
telah menjadi satu dan utuh. Dua kata tersebut saat dikolaborasikan akan
menjadi arti baru yaitu bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Siswa
disekolah seharusnya mampu mengilhami secara utuh arti keberagaman (pancasila
itu sendiri), maka siswa harus dibina persatuan dan kesatuannya. Beberapa
keberagaman yang menyatukan bangsa indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan
diantaranya:
1.
Perasaan
senasib bangsa terjajah
Selama
kurun waktu 350 tahun Indonesia dijajah oleh belanda. Kakek buyut generasi saat
ini adalah penerus beliau-beliau yang tewas saat melawan penjajah. Suku bangsa
dan ras apapun semuanya senasib sebagai bangsa terjajah. Maka dengan adanya
kebersaan dan cinta damai, anak generasi sekarang mampu mengimplementasikan
nilai nilai sejarah untuk di Realisasikan kedalam kehidupan nyata, keberagaman,
kepancasilaan.
2.
Kebangkitan
nasional
Hal ini
dimulai sejak adanya Budi utomo, kebangkitan para pemuda dalam organisasi
besutan Dr Sutomo. Organisasi tersebut adalah pondasi organisasi lain yang
lahir setelahnya yaitu Indiscje Partij, Muhammadiyah, NU. Dengan kebangkita
anak muda dalam organisasi, maka semakin teguh dan bersatu sedikit-demi sedikit
kekuatan melawan penjajah menuju kemerdekaan. Sebagai siswa sekolah, sejarah
Kebangkitan Nasional harus tercermin dalam kehidupan nyata, berteman,
berkeluarga dan bernasyarakat.
3.
Bangkitnya
pemuda nusantara dalam Sumpah pemuda
Pemuda
adalah yang mempunyai semangat juang tinggi. Maka pada tanggal 28 oktober 1928
diciptakannya Kongres Pemuda untuk mengambil sumpah oleh banyak pemuda dari
berbagai daerah. Pada Kongres yang Kedua inilah, pemuda pemuda dari Jong Java,
jong Batak Bond, jong Islamien Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong
Ambon dan Pemoeda Kaoem Betawi diambil ikrar untuk mewujudkan cita-cita
berdirinya Bangsa Indonesia.
Harapannya
adalah, siswa saat ini mampu mempunyai semangat juang untuk berlomba lomba
mengisi kemerdekaan, yaitu dengan pembangunan, menciptakan peluang dan selalu
berupaya mengikhtiarkan jiwa raga demi NKRI.
4.
Puncak
kemerdekaan 1945
Puncak
dari perjuangan pemuda di Indonesia adalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan ini adalah sebagai pengakuan bangsa bangsa lain bahwa Indonesia
telah mampu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dengan segenap perjuangannya.
Kemerdekaan 1945 bukan milik satu, dua atau golongan orang dari komunitas
apapun, namun adalah milik orang-orang Indonesia. Bermacam anak muda, Soekarno,
Hatta, soekarni, syahrir, Radjiman, soebardjo, saleh, sukarni, wikana, adalah beberapa
pemuda vital yang saat itu (1945) saksi bahwa persatuan dan kesatuan pemuda
sangat menentukan Kemerdekaan.
Persatuan
dan kesatuan sebenarnya adalah semangat , motivasi, alat kemerdekaan untuk
mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan yaitu terciptanya masyarakat adil dan
makmur.