Sejarah Desa Nglebeng dan Perkembagannya
Oleh
Laura Yensie, warga Desa Nglebeng Panggul, siswa SMK Muhammadiyah Trenggalek
_____________________________________________________________
Dalam rangka memperingati hari literasi
Internasional ini, saya akan mendiskripsikan suatu sejarah tentang asal mula
nama Desa Nglebeng, yang lokasinya
bertepatan di Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggale, Jawa Timur.
Mungkin kata sejarah sudah tidak asing
lagi bagi kalangan masyarakat. Karena
suatu kejadian atau peristiwa yang didalamnya mengandung ilmu pengetahuan pada
masa lampau. Berkaitan dengan sejarah Desa Nglebeng menurut informasi yang saya
dapatkan dari masyarakat setempat dan sesepuh Desa Nglebeng, serta dari berbagai
media sosial lainya.
Dalam
tulisan Abdul Hamid Wilis, tentang sejarah Trenggalek, sejak
zaman Mataram, Trenggalek memegang peran penting dalam percaturan politik. Trenggalek
merupakan daerah di dataran geografis bagian selatan yang banyak dikelilingi
gunung, konon Trenggalek secara geografis merupakan daerah yang strategis untuk
mengumpulkan kekuatan, bagi kerajaan-kerajaan terdahulu.
Menurut
Wilis, pada
masa pemberontakan Bhra wirabhumi setelah dihancurkan dan ditumpas habis oleh
wikramawardana, maka sisa-sisa pasukannya banyak yang melarikan diri dan
bersembaunyi sampai ke daerah Trenggalek, dengan menyusuri gunung Kendeng
selatan. Demikian juga pada waktu perang paregreg di majapahit, wilayah
Trenggalek juga menjadi tempat pengasingan / evakuasi orang-orang majapahit
yang tidak mau terlibat dalam perang saudara itu.
Trenggalek adalah tempat yang jauh di
pedalaman dari ibu kota pusat pemerintahan kerajaan waktu itu, baik mataram,
kahuripan, kediri dan majapahit. Lahirlah kata Trenggale. Treng artinya bagian
dalam / pedalaman atau jauh. Gale artinya tempat atau menolak. Jadi Trenggale
artinya temat yang jauh atau pedalaman tempat menolak marabahaya. Tempat
evakuasi atau pengungsian, tempat konsolidasi / menyusun kekuatan kembali. Dari
kata Trenggale lama-lama berubah menjadi Trenggalek (jawa:mingset) atau
Trenggalih.
Trenggalek mempunyai 14 Kecamatan, 5
Kelurahandan 152 desa. Salah satu desa tempat tinggal saya adalah desa Nglebeng,
Kecamatan Panggul.
Desa Nglebeng adalah desa yang dulunya
sebuah perkampungan yang berupa semak-semak belukar, pada saat itu kampung
tersebut hanya dihuni oleh beberapa orang saja. Nah, sekitar tahun 1700-an
datanglah seorang putri cantik yang entah tidak tahu namanya, yang pasti, putri
cantik itu berasal dari kerajaan Majapahit. Putri cantik ini melarikan diri
dari kerajaannya karena ingin mencari perlindungan demi keselamatannya
dari para musuh-musuhnya. Berhari-hari
bahkan bebulan –bulan putri itu melakukan perjalanan yang sangat melelahkan, masuk-keluar
kampung, naik-turun gunung dilakukan secara berkali-kali hingga tidak mengenal
siang dan malam, hanya untuk mencari tempat persembunyian guna menghindari bahaya
yang mengancamnya.
Dikampung itulah putri tersebut merasa
menemukan tempat yang cocok untuk menjaga keselamatannya. Tiba-tiba putri cantik
itu tidak sengaja masuk kesebuah sentongan (sebuah rumah) salah satu penduduk kampung.
Putri tersebut memasuk kekamar untuk beritirahat, namun setelah beberapa hari
lamanya sang putri tidak keluar-keluar dari kamar tersebut. Yang dalam bahasa
jawanya bisa disebut “Ngebleng”.
Ditempat itulah dan dengan cara melakukan
“Ngebleng” sang putri dari kerajaan Majapahit selamat dari bahaya yang
mengancamnya, hingga seiring dengan pertukaran waktu yang berjalan dengan cepat,
kampung tersebut menjadi sebuah desa kecil yang semakin bertambah
penduduknya,walaupun desanya masih kecil pada saat itu penduduknya hidup dengan
damai.
Jadi dari peristiwa “Ngebleng” itulah
akhirnya desa ini dinamakan “Desa
Nglebeng”. Hanya saja huruf “E”dan”L” yang dipindahkan penempatan penulisannya.
Desa ini mulai gencar sekitar tahun 1800-an dibawah kepemimpinan “Demang Gede”.
Pada masa kepemimpinan Demang Gede ini belaku sampai seumur hidup
hingga pada tahun 1898. Setelah Demang
Gede berhenti dari jabatannya, kepemimpinannya diambil alih oleh Ki Demang
Pancal yang masa waktu jabatannya hingga pada tahun 1932.
Selama dibawah kepemimpinan mereka tidak
ada kemajuan dalam bidang apapun,karena pada masa itu masih dalam pengaruh
kabinet kolonial Belanda.Dari masa-kemasa kepemimpinan Ki Dameng Pancal
digantikan oleh Mbah Bangkok.
Pada masa kepemimpinan Mbah Bangkok inilah
Desa Nglebeng mulai ada perkembangan, masyarakat mulai mengenal pertanian dan
nelayan. Perkembangan ini bisa dilihat dari peninggalan pada masa pemerintahan
mbah Bangkok yang berupa bangunan “Embung”atau bisa disebut dengan kolam yang
tujuannya untuk dipamerkan kepada para pemerintah Belanda ataupun bisa disebut
dengan tempat wisata. Tempat ini berlokasi di Banyuripan
Konon katanya kolam yang berlokasikan di
Banyuripan ini digunakan masyarakat setempat untuk dibuat berenang atau dalam
bahasa jawanya disebut “Nglangi”. Selain itu kolam tersebut mempunyai manfaat lain bagi masyarakat
untuk mengairi sawah, dan sebagainya. Mungkin
saat ini kolam tersebut sudah jarang digunakaan masyarakat keberadaan jarang
diketahui oleh masyarakat,karena memang lokasinya didekat hutan-hutan.
Setelah masa jabatannya mbah Bangkok
selesai, kepemimpinannya digantikan oleh lurah Niti Harjo,beliau ini termasuk
lurah yang berhasil dalam memimpin desannya. Pada masa kepemimpinan lurah Niti
Harjo ini bisa disebut masa keemasaan yang dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan
yang berupa ; pertama, dibangunnya Pemberantas Buta Huruf (PBH). Kedua, dibangunnya
SDN 1, 2 dan 3 Nglebeng. Ketiga, pembangunan masjid Nglebeng. Keempat, dibangunnya
balai desa pertama dirumah lurah Niti Harjo. Kelima, dibangunnya dam miri, untuk
mengairi sawah dan irigasi lainnya.
Lurah Niti Harjo berhenti pada tahun 1968
, setelah itu pucuk pimpinan Desa Nglebeng di pegang oleh lurah Esan,dan
seterusnya. Hingga saat ini Desa Nglebeng dipimpin oleh pak Seni.
Yah, masih seputar Desa Nglebeng,Mungkin
Desa Nglebeng saat ini belum sepenuhnya dikenal oleh khalangan masyarakat. Akan
tetapi apabila masyarakat sudah mengenal dan mengerti tentang apa yang ada di
Desa Nglebeng, misalnya tempat wisata dan kesenian yang dilestarikannya. Pastinya
Desa Nglebeng akan lebih dikenal lagi oleh masyarakat secara luas.
Yang saya maksut dari wisata dan kesenian
yang tertulis diatas adalah Desa Nglebeng ini memiliki wisata dan kesenian
tersendiri antara lain wisatanya adalah pantai, jadi pantai yang ada di Desa
Nglebeng ini ada dua pantai yaitu pantai konang dan panati njoketro.
Pantai konang dan pantai njoketro ini
memiliki keindahannya masing-masing,namun kedua pantai ini memiliki kegunaan
yang sama yaitu selain untuk tempat wisata tetapi juga digunakan untuk para
nelayan mencari ikan, oleh karena itulah mayoritas penduduk Desa Nglebeng
bermata pencaharian sebagai seorang nelayan.
Nah yang menjadi tradisi Desa Nglebeng ini
biasanya masyarakat pesisir pantai konang mengadakan “Tradisi Larung Sesaji”. Tradisi
ini biasanya dilakukan setaun sekali. Menurut warga masyarakat pesisir konang
tujuan melakukan tradisi ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil yang
diperoleh nelayan dalam menangkap ikan dilaut
serta memanjatkan doa agar hasil
dalam menangkap ikan selalu melimpah serta diberi keselamatan ketika bekerja dilaut
“ujar dari masyarakat pesisir”.
Masih berkaitan dengan Desa Nglebeng,selain
mempunyai banyak tempat wisata,jadi Desa Nglebeng ini memliki salah satu
kesenian yang dilestarikan hingga saat ini. Kesenian itu antaralain yaitu REOG
KENDANG . Kesenian ini dibagi menjadi dua paguyuban yaitu,Reog Kendang Samudro
Budoyo dan Reog Kendang Pancer Budoyo.Reog
kendang ini yaitu tarian yang menggunakan alat kendang yang dibawa oleh
sipenari untuk dimainkan bersamaan dengan tarianya.
Walaupun kesenian ini sudah terlalu lama
namun masih tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Selain itu, kesenian
Reog Kendang ini memiliki fungsi bagi masyarakat diantaranya:fungsi sebagai
pemersatu masyarakat, fungsi sebagai aspek sosial budaya dan hiburan. Dikalangan
anak remaja saat ini banyak yang menyukai kesenian tersebut.
Nah, diatas itu adalah beberapa tempat-tempat
wisata dan kesenian di Desa Nglebeng yang saat ini masih terjaga dan dirawat
dengan baik.
Selain
terdapat kesenian dan wisata di Desa Nglebeng ini lokasinya bertepatan di Dusun Sukorejo Desa
Nglebeng berdekatan dengan pantai konang terdapat peninggalan dari Jepang berupa “Benteng Pengintai”.
Saya
sebagai salah satu masyarakat Desa nglebeng,jadi perkembangannya saat ini
adalah sekitar pantai konang dibangun bebrapa tempat–tempat foto untuk para
wisatawan yang datang ke pantai konang,selain itu saat ini di panati konang
terdapat tambak udang yang baru saja di bangun ditahun 2019 ini. Masyarakat
mengembangkan potensi alamnya dengan membudidaya udang .
Dengan
usaha membudidaya udang ini masyarakat yang semula pengangguran menjadi bekerja
lagi,jadi masyarakat Desa Nglebeng saat ini termasuk Desa yang berkembang
karena memiliki berbagai tempat wisata dan kesenian yang mungkin harus
dipublikasikan untuk dikenalkan masyarakat luas.
Desa Nglebeng ini selain bermata
pencaharian sebagai petani dan nelayan namun juga bekerja seperti
diperindustrian kecil,Desa Nglebeng memiliki usaha memproduksi kripik pisang dan grubi. Mungkin kalian asing
mendengar makanan Grubi.jadi grubi ini adalah ketela yang diiris kecil kecil
digoreng dengn gula merah dan dicetak.
Nah, itulah isi literasi yang saya buat
tentang sejarah Desa Nglebeng dan
perkembangannya, saya menuliskan isi literasi ini berdasarkan menurut
informasi dari khalangan masyarakat setempat dan berbagai media lainnya serta pengetahuan dari
diri saya sendiri.
Sekian dari literasi saya jika ada kata
yang kurang berkenan atau menyinggung mohon maaf sebesar-besarnya. Untuk rasa
penasaran kalian dengan desa yang saya ceritakan, kalian bisa datang ke Desa
Nglebeng Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek untuk menyaksikan keindaahan
pesisir pantainya dan keseniannya,serta mencicipi kuliner-kuliner yang ada
disana.